Monday, April 22, 2024

First Half FY24 Workout Review

Pada recap 2023 tahun lalu saya menulis satu kalimat soal memulai olahraga di kuartal akhir. Tidak terasa separuh lebih FY24 sudah terlewat, tepatnya delapan bulan. Ternyata saya masih konsisten masuk kelas-kelas olahraga di setiap bulannya. Kadang skip 1-2 minggu biasanya karena pulang ke Jakarta/Bali atau kunjungan keluarga ke sini. 

Here is the recap from 1 September 2023 to 21 April 2024:




I attended total 44 classes, 2520 minutes 
missing 5 classes due to kecapean, kena macet, atau lagi males banget.


Top classes attended: Yoga, Pilates, Spin Class.
  • Yoga karena paling akesibel, studionya cuma 7 menit dari apartemen.
  • Pilates karena personal curiosity, pengen banget bisa mastering the class biar bisa bikin konten. Tapi sampai sekarang selalu meringis tiap reps. 
  • Spin class karena seru--probably related to adrenaline--bisa pushing myself to the limit and can scream especially in double time.
  • Honorable mention: Tennis, baru coba 3 kali, juga seru--penasaran karena belajar dari awal sekali, dari pegang raket. 2-hr session can burn 700+ calories.
The month I exercised the most: FEBRUARY (8 Classes)
Saya pernah post 1 tweet yang isinya ingin konsisten berolahraga minimal 4 kali seminggu. Kalau dilihat, ternyata bisa juga. Rata-rata 5.5 kelas per minggu. Oh I set the bar too low haha!



How do I feel about it?
Less guilty. 

To be honest my motivation originally was just to have something to do over the weekend. That time I broke up with my bf and I tried to have more activities to think less about it. I ended up back again with him and this weekend workout somehow stay. It only took 1-2hr of my morning in the weekend. Since I most of the time take the earliest class (7-8AM starts), it requires me to wake up early and the day then feels longer.

Then I also reflect on how my mom is staying fit in her 50s is also because she actively doing the aerobic/zumba/senam class 2-3 times weekly for yearsssss. I want to age like her and I can start now.

My workout frequency is considered light tho. But still I feel less guilty doing life with this routine. Less guilty that at least I tried hahaha.

But I feel like my "enough with less guilty" phase should stop here. I want to see improvements, numbers, pictures to show the impact. So probably my FY25 goal would be a documented progress and a more planned workout. It's difficult to catch up with all type of exercises if I only do weekend. Either I add more days or i focus in selected sports. Let's see.

So now, when there is a question of "what sports you do?"  or "how frequent you exercise?", I have exact answers. Haha. 

Probably I should review the studio/gym I visited? Let me know!

Oh ya, kelas kelas ini saya akses melalui aplikasi ClassPass. Jadi saya tidak harus berlangganan/membeli drop-in class di masing masing gym. Keuntungannya bisa mencoba sebanyak mungkin gym/studio dan berbagai jenis olahraga. ClassPass punya sangat banyak studio/gym dan juga salon/spa. Biaya langganannya pun menurut saya sangat "berbaloi" kalau bahasa orang sini, sangat sesuai dengan harga yang ditawarkan. Saya pernah beberapa kali membandingkan harga langganan ClassPass dengan harga keanggotaan beberapa gym yg juga tersedia di ClassPass dan hasilnya harganya lebih bagus ClassPass. Ditambah dengan variasi kelas yang ditawarkan, dahlah menang mereka. 

Di Jakarta juga ada cukup banyak kelas yang tersedia, loh. Apalagi Jaksel. 
In case you want to have a try, you can use this link to get extra 20 credits. Free trial for the first month: https://classpass.com/refer/I1RKVB7729 

Disclaimer:
This is not a sponsored post. I was not intended to write promotional post at the beginning. Suddenly it feel like want to share this info since I also knew this app years ago from my friend, Arum, without really checking that time. Apparently such info was useful in the future. Thanks Arum! :)




Readmore → First Half FY24 Workout Review

Tuesday, January 2, 2024

2023

Saya menulis catatan ini dalam perjalanan pulang dari HCMC. Sebenarnya draft tulisan penutup tahun sudah dipikirkan sedari beberapa hari lalu saat masih di Saigon, tapi selalu beralasan “ah tidak ada laptop untuk mengetik, ada yang kurang, nanti saja”. Tapi dipikir lagi, perjalanan ini akan makan waktu 2 jam, saya pun tidak mengantuk. Maklum, selama 3 malam di Saigon selalu tidur pukul 9 malam dan bangun pukul 6. Sangat ideal hahaha. Jadi saya putuskan untuk mengetik saja di perangkat genggam sebelum rasanya pudar. 

Sedari kemarin sebenarnya saya juga sudah sempat “drafting” pembuka tulisan di pikiran, bimbang apakah akan dalam bahasa Inggris atau Indonesia atau campuran keduanya. Tapi ternyata hari ini saya menulis dengan bahasa Indonesia. 

Oh ya, dari tadi saya beberapa kali menyebut HCMC/Saigon karena akhir tahun 2023 dihabiskan di kota ini. Perjalanan yang dadakan, nanti mungkin saya menulis lebih banyak tentang ini. 

Sekarang kembali lagi ke 2023. 
Sejujurnya, 2023 adalah tahun yang cukup mengagetkan untun saya. Tahun yang dimulai dengan ekspektasi sederhana agar bisa beradaptasi dengan baik dengan pekerjaan baru di Malaysia, ternyata diakhiri dengan banyak sekali hal hal tidak terduga yang menyenangkan. 

2023 saya mengharapkan 3 hal: baca, senang senang, kerja, dan belajar hal baru. Cukup senang sebagian besar kesampaian. 

1. Belajar mengemudi 
Pertama kali belajar menyetir mungkin kelas 2 SMA, tapi tidak pernah benar benar serius dan tidak pernah ada kepentingan untuk itu. Pun ketika kuliah, semua bisa dengan transportasi umum di Jakarta dan sekitarnya. Saat mulai bekerja di Bekasi, saya naik motor lagi karena pabrik jaraknya cuma 5 menit dari kosan. Setelah itu kuliah lagi di Sydney, makin merasa tidak butuh menyetir. Saat kembali ke Jakarta pun masih hangat hangatnya COVID, dapat pekerjaan yang sepenuhnya dikerjakan dari rumah. 

Sampai akhirnya pindah ke Malaysia. Tidak ada transportasi umum yang bisa saya andalkan dari tempat tinggal ke kantor. Bisa naik grab, tapi mahal dan tidak bisa fleksibel untuk berangkat dan pulang jam berapa. Selalu ada ketidakpastian tidak dapat driver. Tumpuan saya cuma satu saat itu, dibolehkan menumpang Mba Astri dari awal masuk kerja sampai setahun saya di sini. 

Sebenarnya, saya sudah mulai mendaftar kursus menyetir dari Mei, setelah lulus masa pecobaan selama 6 bulan. Dua hal ini penting untuk saya karena belajar menyetir di Malaysia ini cukup mahal, saya tidak rela menghabiskan hampir 10 juta rupiah tapi kalau ternyata tidak lulus masa percobaan, buat apa? Tapi apesnya, antrian di sekolah mengemudi rekomendasi semua rekan kerja saya ini antriannya panjang sekali dan proses administrasinya amat sangat ribet. 

Singkat cerita, saya baru punya sim di akhir Oktober dan mulai menyetir di awal November. Saya masih ingat bagaimana paniknya saat pertama kali test drive ditemani rekan kerja dan merekapun tegang sekali melihat kemampuan menyetir saya saat itu. Bagaimana saya berisik sekali karena panik saat membawa mobilnya ke rumah. 

Sekarang sudah 2 bulan menyetir dengan trayek utama tempat tinggal ke tempat kerja. Ini adalah salah satu pencapaian hard skill yang paling membanggakan tahun 2023. 

2. Mengajar 
Ada 2 kesempatan mengajar yang tidak pernah disangka sangka akan ada akan terjadi di tahun ini. Pertama Praktisi Mengajar, kedua menjadi dosen tidak tetap. Kedua pengalaman ini berharga sekali, saya jadi tahu seberapa jauh ketertarikan terhadap mengajar yang saya pikir oh saya sangat sukai dan nikmati. Ternyata tidak sesederhana itu. Mengajar, lengkap dengan persyaratan administrasinya, ternyata bukan hal yang mudah. Apalagi dengan kondisi bekerja fulltime. Selalu ada kehawatiran juga apakah yang saya sampaikan sudah benar dan berguna untuk mahasiswa. 

Mengajar secara paruh waktu mungkin tidak akan masuk sebagai prioritas di 2024 karena rasanya belum siap dengan segala tanggung jawabnya. Cukup untuk mencoba di 2023, dan mungkin akan kembali lagi nanti kalau sudah siap. 

3. Membayar penasaran -- dan senang senang 
2023 dibuka dengan mencoba punya tato, hal yang sudah lama terpikir tapi tidak pernah serius. Kemudian membeli quad roller skate yang sekarang sudah tidak pernah dimainkan lagi. Tapi saya senang sekali akhirnya melakukan hal hal yang dulu cuma di pikiran saja. Demi membayar rasa penasaran. 

Selain itu kuartal terakhir 2023 juga mulai ikut kelas untuk olahraga lagi. Semoga 2024 tetap Bisa konsisten. 

4. Menyanggupi komitmen 
Tidak ada yang ingin saya tulis di blog. Hehe. 

5. Pekerjaan 
Masih sering frustasi dengan pekerjaan, tapi bukan lagi soal merasa lambat seperti di awal 2023. Now that im well adapted, i need to perform hahaha. This is another thing I woudnt share much here. 

Ada banyak hal yang lebih yang ingin diwujudkan tahun 2024, lebih banyak harapan dibanding saat memulai 2023 kemarin. 
  1. Road trip di Malaysia: Melaka, Ipoh, Penang, East Coast. 
  2. Renang — dan snorkeling tanpa pelampung, syukur syukur kesampean open water diving
  3. Jalan kaki avg 5000 langkah sehari — ini belum tahu gimana caranya agar tidak malas 
  4. Konsisten olahraga 2 kali seminggu 
  5. Baca 1 buku 1 bulan. Target ini ada terus dari tahun ke tahun, tapi selalu tidak terpenuhi. Tahun 2023 ini sangat buruk, 0 book. 
  6. Disiplin sama uang. Rajin rajin catet spending dan menabung. Gak beli beli yang gak perlu, tolong banget ya ini. 
  7. Kerjaan baru (details not shared). AMIN.
Sekali lagi saya memulai tahun dengan banyak harapan dan menulis ini adalah salah satu hal supaya nanti bisa dibaca lagi, diingat lagi mau ngapain aja. Semoga satu satu bisa kesampaian.  

Ditulis di saat terbang dari HCMC menuju KL 

Dipost dari Subang Jaya 02 Jan 2024
Readmore → 2023

Monday, July 17, 2023

Praktisi Mengajar 2023

Semuanya dimulai tahun lalu, di bulan terakhir saya di Jakarta sebelum pindah ke Malaysia. Seperti biasa, kalau sedang di Jakarta dan Buku Berkaki ada kegiatan pasti deh menyempatkan diri untuk ke datang. Waktu itu mereka sedang menyiapkan buku untuk dikirim ke Pasaroan, Sumatera Utara. Kegiatannya kurang lebih mendata buku buku donasi dan menyampul satu per satu dengan pembungkus plastik. Bukan kegiatan yang menarik, memang, tapi bisa dibilang ya ini bagian yang harus dilakukan sebelum bukunya bisa dikirim. Makanya biasanya yang datang sedikit hahaha. Kemarin hanya ada beberapa pengurus inti. Salah satunya tentu saja Ibu Ketua kita, Kak Icha. Dari beliau di hari itulah lah akhirnya saya tahu program "Praktisi Mengajar" yang kemarin Juni kemarin saya ikuti.

Sebelum kepada cerita tentang Praktisi Mengajar ini, rasanya sangat valid untuk menulis bahwa lingkungan kita sangat berperan penting membukakan pintu ke jalan yang ingin kita tuju dengan cara yang kadang kadang tidak terpikirkan. Soal program Praktisi Mengajar ini, misalnya. Saya selalu punya keinginan untuk kembali ke kampus dan mengajar. Hal ini pernah saya sampaikan secara terbuka juga pada dosen dosen di kampus lama. Tapi memang belum pernah diusahakan dengan serius, sebatas ingin. Tapi hari itu saat kami sedang bosan melipat-lipat plastik pembungkus buku dan bicara ke sana ke mari, Kak Icha sempat menyinggung pengalamannya mengajar lewat program ini. Ceritanya lengkap dengan testimoni bahwa programnya "lumayan loh" dan juga memberi tahu akun resmi instragramnya. Obrolan ini terjadi tanggal 12 November 2022. Saya ingat karena baru saja mengecek di post @BukuBerkaki hahaha. Tentu saja saya langsung follow dan terbersit keinginan untuk mendaftar jika program ini dibuka lagi nanti.

Hidup berjalan seperti biasa dan dengan keriwehan beradaptasi di tempat baru setelah itu. Sekitar bulan Maret tahun ini, untungnya algoritma Instagram bekerja cukup baik untuk saya. Saat program ini dibuka, postnya langsung muncul di home instagram. Buru-buru mendaftar dan seperti biasa, diselesaikan sedikit menjelang batas waktu pendaftaran dengan satu dua drama administratif. Pada titik ini saya tidak berharap akan lolos dan mendapat kelas juga sebenarnya. Seperti biasa, saya cuma mau tahu prosesnya seperti apa. Saya pun mencoba mengajukan diri untuk melakukan kolaborasi dengan beberapa kampus, akan tetapi hingga batas waktu pendaftaran kolaborasi belum ada yang membalas.

Tapi tahu tahu ada pesan whatsapp masuk dari salah satu PIC kampus yang menawarkan saya untuk melakukan kolaborasi dan kampus ini bukanlah kampus yang saya ajukan sebelumnya. Setelah mendiskusikan teknisnya, akhirnya kolaborasinya terdaftar dan lulus review. I took the chance to collaborate in "Retail Management" study at "Politeknik Negeri Semarang". I was so excited! Excited karena dua hal sebetulnya. Pertama karena saya akan mengajar di kampus dalam setting formal. Kedua karena kampusnya di Semarang. 

Singkat cerita, 6 dari total 8 kelas yang harus saya penuhi dilakukan online. 2 sisanya saya mengajukan offline di kampus karena ingin ke Semarang. Untungnya dosen mau mengakomodasi permintaan ini hehe~

6 kelas online ini dilakukan di sore hari setelah magrib Waktu Indonesia Barat atau sekitar pukul 18.30 atau pukul 19.30 waktu Selangor. Waktu kerja saya berakhir pukul 17.00, biasanya sampai apartemen pukul 18.00 kalau pulangnya tepat waktu. Di atas kertas ada 90 menit yang bisa digunakan untuk mempersiapkan kelas. Tapi kenyataannya 90 menit ini berlalu cepat sekali. Saya hanya sempat makan dan kemudian siap siap buka zoom. Belum lagi kalau sinyal mendadak jelek. Duh~ degdegan~

Mengajar secara online tidak mudah. Mengajar online berarti saya tidak bisa melihat secara langsung ekspresi dan gesture dari peserta didik. Belum lagi keterbatasan interaksi tanya jawab karena online setting cenderung membuat orang enggan bicara langsung entah karena effort open mic dan sorotan yang lebih menegangkan dari setting kelas secara langsung. Tetapi mau tidak mau the class must go on. Saya jadi belajar lagi untuk mempraktikan apa yang dulu saya dapat saat training untuk "embrace the silence". Saya mencoba tetap sadar bahwa peserta membutuhkan waktu untuk berpikir dan merespon dalam keheningan tersebut. Jadi tidak harus panik dan terburu-buru, tapi cukup diberikan waktu. Nyatanya memang betul, para peserta kelas sebenarnya cukup aktif ketika diberikan waktu dan kesempatan. Mereka juga punya banyak pertanyaan yang sebelumnya tidak pernah saya pikirkan. 

Di sisi lain, proses belajar mengajar ini juga membantu saya untuk menyadari preferensi personal bahwa mengarahkan kelas yang paling cocok untuk saya adalah dengan mengajukan pertanyaan. Pertanyaan membuat peserta didik "terpaksa" harus berpikir dan proses berpikir inilah yang sebenarnya akan meninggalkan jejak. Setidaknya ini yang saya alami dulu dan ingin saya ulangi di kelas. Tapi jujur saja, ini cukup sulit apalagi ketika kelasnya online dan baru mencoba menerapkan "embrace the silence".

Ada banyak sekali yang masih kurang di kelas saya kemarin. Nevertheless, I feel so grateful. Grateful untuk kesempatan mengajar dan grateful atas mahasiswa yang juga aktif untuk mengikuti kelasnya hingga akhir.

Setelah program ini selesai, sempat terpikir bahwa banyak sekali yang tidak saya tahu tentang cara "mengedukasi" di kelas. Tiba tiba teringin sekolah lagi mengambil "Education" dan semacamnya. Tapi ya dengan keadaan seperti sekarang, usaha yang diperlukan untuk sekolah lagi tantangannya cukup banyak. Jadi mungkin harus dipendam dulu~ tapi siapa tahu tiba tiba terwujud lagi, kan? hehe~

Jujur saja, mengajar sepulang kerja bukan sesuatu yang mudah. Kadang kala sangat melelahkan ketika pekerjaan di kantor sedang berat beratnya. Tetapi kelas yang 90 menit sepulang kerja ini semacam dunia lain yang juga menyenangkan untuk dihidupi. Jadi hidup bukan seluruhnya soal kerja.

Saya berencana untuk mengambil satu kelas lagi semester depan. Ada beberapa motivasi utamanya. Pertama, ambisi pribadi untuk membawakan kelas yang lebih baik dari kelas pertama saya. Lebih terstruktur, lebih tidak tergesa-gesa, lebih banyak alokasi waktu untuk interaksi daripada materi. Kedua, sebagai orang yang sepanjang pendidikan tingginya dibiayai oleh banyak orang, saya ingin sebanyak mungkin memberikan kembali apa yang sudah saya dapat. I want to continue spreading the good deeds.

Bisa dibilang ini adalah salah satu "highlight" saya di 2023 selain soal pekerjaan. Let's see how it goes :)





Subang Jaya, 16 July 2023 22.33

Cheers,
Dwika

Readmore → Praktisi Mengajar 2023

Tuesday, February 14, 2023

2022

It has been 44 days since of 2023 and I just started to write my 2022 recap.

What to blame this year? 
Of course the hassle of moving in to Selangor - the state I never thought I would visit, let alone to live in.

2022 was another surprising year. 
I knew exactly I want to leave ID again, but I never expect it would be this quick. 
It's only 2 years since I'm back from Sydney. 

Well, it's quick but not that quick. The recruitment process itself took almost a year since I first submit my application for this role. 

Anyway, throwback to early 2022: rough year at work.
Rough but I'm glad that it was rough. My manager, Adelia, she shot me so many chances and at the end helped me unlocking the next stages. It was rough, I cried a lot, I made mistakes, and I learn how to fix things, connect with so many people. I wouldn't know I could do those if she did not give me the chance. Kata orang, rejeki banyak bentuknya, salah satunya ya punya manager yang supportive ya.

At the end of the year, i moved to Malaysia. To the other part of the supply chain.
A whole new experience. It's not just about the job. Beyond that, moving out for work at this age, alone, apparently isn't as easy as moving out to Sydney for study. At many times I feel lost. But I'm adapting, i know. Just need to be a bit patient. You're always in rush, Dwika. Maybe it's time to take things slowly this time. 

I think thats the two highlight of 2022.

Then, what is it for 2023?
1. Force yourself to read and write, PLEASE. PLEASE. PLEASE. I BEG YOU.
I'm worried that you stop doing those 2 things and becoming dumb.
2. I hope you can be at the same speed just like in your previous role. I know it takes time, but, PLEASE DO TRY LAH. WHY YOU SO LAMBAN THESE DAYS??
3. You neglect the French lesson for 2 years, I hope you find a skill to learn this year. If French doesn't work, try other things. PLEASE LEARN SOMETHING.
4. Have fun. Please enjoy your time in Malaysia. I don't want you missing all the fun bcs you rotten on your bed. Go outside, run, hike, do something physical. I don't want you to be old and weak ok.

Not much for 2023, i just want to live it to the fullest. So one day when I'm old, I'll remember many things from Malaysia.

I'm hoping a good year to you also.

Selangor, 13 Feb 2023 23.26

PS. I'm sad seeing your writing is so bad now. 
Readmore → 2022

Saturday, November 12, 2022

Wika in Joyland 2022

The excitement was there even when it was just the start of W43.
I finally went to a festival again after the last one was in 2018: We The Fest.

Kenapa jaraknya jauh banget? Karena the timeline was sucks. 
Festivals biasanya mulai dari akhir Juli sampai akhir tahun while I left for Sydney just in the first week of Aug 2019. Arrived, adapting, watching only Rich Brian, then covid happened.

Long story short, sebenarnya banyak rencana nonton festival ini itu yang banyaknya di Jakarta, tentu saja. But I decided to stay in Bali for most of the time in this 2022. Yaudah, timelinenya ga masuk aja, semua festival-festival itu adanya pas saya lagi di Bali.

Awalnya sih udah diikhlasin aja, ya. Kayak, yaudah, mau gimana lagi, urusan pindahan ke Malaysia lebih penting.

Rencana awalnya, saya di Jakarta maksimal 2 minggu di akhir November untuk urus resign dan settling visa. Eh, ternyata visa saya sempat ketahan sampai 3 minggu. Jadilah extend sebulan di Jakarta, jadilah timelinenya masuk buat nonton satu festival: Joyland!

Tulisan ini adalah catatan kesan-kesan menghabiskan Jumat hingga Minggu lalu di lapangan Softball GBK. Catatan agar jika suatu hari nanti saya baca lagi, bisa saya rasakan lagi euphoria akhir pekan W43.

Hari Pertama: Jumat, 4 November 2022
Tepat seminggu lalu. I was so excited when we arrived at the venue. We arrived early and it was already dark because of the clouds~ Yes, it was about to rain. It rained a bit when we queued at the gate. 

The first day... i didn't expect it would went that way. 

The first performer was Years&Years in the main stage. They were killing it. I mean, with all those stage acts and choreography, who cant resist to not dance with them??? Walaupun cuma tau berapa biji lagunya, but I really enjoy watching them on stage. Oh, one thing that catch my attention was the bass. Duh, there was that one song with a bold bass yang enak banget haaahhh. I have the footage but too lazy to upload it here. 

Right after Years&Years, we went to Ali's stage. It was the smallest stage. Gak tinggi juga. Gak seberapa ramai juga waktu kita dateng. So I stand like in the second row. Awalnya belum hujan, terus tiba tiba deras. I put the raincoat on and standing there amazed with the sounds of the guitar. Beneran kayak bengong, keren banget whyyyy. At that point kepikiran apakah aku harus beli gitar mahal padahal ngga bisa main gitar :)

After that, it was rain cats and dogs. Nunggu ujan reda di satu tenda yang mereka pakai sebenarnya untuk kids activities. Untungnya sih Jumat itu gak seberapa ramai ya, meskipun padet dalem tenda tapi cukup-cukup aja gak sampe sesak berdesakan.

Hujan kelar, sepatu basah, ga boleh re-entry. Yaudah jam jam berikutnya diisi dengan sedikit mengocehi sepatu yang basah.

Panggung yang berikutnya ditonton adalah The Adams. Awalnya ya duduk duduk anteng karena mau keringin kaki aja, nonton dari jauh. Eh pas mereka main Pelantur, langsung ketriger semua memori di kereta ke Newcastle muter lagu ini berkali kali. I put my shoes on and run to the crowds, singing it out loud. Celebrating the memories. I went to their shows quite often actually but I never realised that I actually know their songs. I sang to so many songs and it was fun! That was when I understand why people like them a lot. Dalam bahasaku yang cetek ini, their music is not basic. They're singing generic topics but their music is not basic.

Eh ternyata The Adams was the end of the night. Before The Adams, it was Seringai on the same stage. To be honest, I didn't expect that I would enjoy them. Tapi ya ternyata kok bisa. Pertunjukan mereka semacam pakai headset terus kencengin volume maksimum dikali 50. Jedar jedur berasa sampe dada woy. Tapi seru banget. Dari panggung ini sih jadi agak paham ya kenapa orang bisa suka band ini. Kadang kan memang pengen sesuatu yang memekak kan telinga tapi enjoyable. Nilai tambah lainnya, mereka bawa topik topik yang menyentil sana sini, mendukung buat kalau lagi emosi. Oh ya, mereka juga welcoming those newbies to their show and which I really appreciate. 

Day one was epic. From the heavy rain, from my first time experiences. 

Hari Kedua: Sabtu, 5 November 2022
Hari ini ya another first time nonton ini itu. I started the afternoon watching Sajama Cut. 
Kalian tahu kan kalau energi yang ada di panggung tuh bisa berasa sampai penontonnya? That was what I felt. Watching the vocalist really into the songs sampai naik naik ke semacam speaker di ujung depan panggung and the combination with the songs itself, duh! Menyenangkan sekali untuk ditonton meskipun ga hafal lagu lagunya. Kali pertama menonton Sajama Cut and surely looking forward for the nexts.

Hari kedua sebenarnya ngga terlalu ambisius. Di list priority cuma ada 3 penampil. Ada 3 lagi di daftar "Good if can". Salah satu "Good if can"-nya adalah Scaller dan kebetulan can. Pertama kali nonton Scaller yang ternyata membawa banyak lagu dari album baru mereka. Satu kata: KAGUM. I didn't know that Reney Karamoy's guitar is that sick and Stella Gareth voice is that powerful. Bahkan sampai ada satu lagu baru mereka yang jadi earworm, sepulang konser sampai hari ini masih didengar terus. I think will come to their show again this weekend. 

Setelah menganga, kagum dengan riff riff gitar Scaller, kami pindah ke panggung band yg masuk list "Priority": Perunggu.
We were in the front row!!! Pertama kalinya saya ada di baris paling depan dan pertama kalinya menonton Perunggu setelah beberapa bulan ala ala karaoke menyanyikan lagu mereka di kamar. The feeling was surreal. Ya kayak karokean tapi sama bandnya langsung. They played all my favorite songs: Tarung Bebas, Biang Lara. Seneng banget sihhh, what an experience. Apakah akan front row lagi kali lain? Um, kayanya kalau mau ngoyo karokean aja hehehe.

Hari kedua ditutup dengan nonton Tulus yang suaranya haduh ternyata live bagus berkali lipat.
Heartwarming~ ditonton sambil makan malam menu sisaan tenant yg masih buka, udah pada abis semua.

Hari Ketiga: Minggu, 6 November 2022
Highlight hari ketiga: capek. My body isnt made for 3 festivals. I only watched BAP yang juga pertama kali dan keren banget. He's like very humble on the stage terus pake acara turun nyanyi bareng sama penontonnya di akhir. Dia juga cerita sedikit soal beberapa lagunya, termasuk the one that I listen the most "Same Shoes, No Company".

Sisanya ya goleran di rumput, makan, ngobrol, terus ga lama pulang karena kecapean.

Overall, i do enjoy the festival except the capek part. Kayanya ga bisa deh nonton festival lagi. I'm more to single performer show gitu sepertinya. 

Sebenarnya ya sedih juga, I will miss lots of festivals in JKT bcs I'll be moving to MY next month!!!! Another country unlocked. Yaudah lah ya, we'll see. Mana tahu di sana juga seru seru.

See you on my next post!

Love,
Dwika
Readmore → Wika in Joyland 2022

Sunday, October 23, 2022

What Changed Her?

I don't know what's the trigger. All I know is that I act differently this time.

She used to be that person who stays in her comfortable room, get food delivered to her place, having the least conversation and rarely walk around to see the neighbourhood when she first moved to a new place. She was too reluctant or shy or scared to have an interaction with human. It took so long until she finally open up herself. I don't know why.

This time, on her first day, she surprised herself. 
She walked around comfortably, dragging herself to see what's around, where she might sit and sip coffee (or choc). 
She even met and talk to people everyday on her first week in this city. 
I don't know what changed her. 

Is that the repeating Batur hiking? Is that the conversation she had with that guy from Bumble?

Mungkin karena ia baru menyadari, waktu yang ia punya di setiap tempat yang ia kunjungi sekarang bukan tidak terbatas. I just don't want to waste my time by just staying in my room while there are so many interesting places, persons around me. I want to see them all before I die. I have to!

I still don't know what change her, but sure I am happy that she starts writing again.

Maybe it's the conversations with guy from bumble and that surprisingly long conversation with her friend's little sister.

Fuck it. I'll start writing my feelings again. 

I'll go to those places I've never visited here in this city. And as an assignment, I'll write anything including my feelings in those places.

Wait for it :)
Readmore → What Changed Her?

Friday, February 18, 2022

Karya-karya lain yang saya tahu dari lagu lagu alt-J

Let me take you back to my Monday, 15 Feb 2022. That morning post shower: earworm. 
It was from alt-J's new album that was played during shower. That wasn't my playlist.

10 minutes before the last station, i started listening to the album, from the beginning, orderly. 
2 songs and Kranji already. The loop paused. I had to take off the airpods.

So much work to do but i keep that on repeat with some pauses between calls and meetings.

My favorite song from the album already decided by the evening. 
I didn't know what was the song about. I just really like the string part, sounds familiar but i dont know that it is.

And as always, that's the beginning of the digging~
Lucky that today you got music app with lyric and a brief about the song in it!!! 
Yep, Spotify got it all.

So, I go through each song all over again. Checking the the storyline whenever i feel intense or heard something interesting.

There is this one song that hypnotized me with the lyrics and the guitar part following it:


I started thinking what is this song about? Is this about someone who is trying to move on?
Then the storyline reveals the surprise: 



Suddenly I remember how this band always introduce me to another piece of art. From children book, old movie, even a famous statue in Verona!

I promise myself to write the in one post. So here it is:

1. Breezeblock
This song went viral on tiktok couple months ago but i managed to not get annoyed hehe.
So they took a sentence from an award winning children book titled "Where The Wild Things Are" by Maurice Sendak. It's about a boy and his weird dream. There are monster like creatures in his dream say "Please don't go, we'll eat you up, we love you so!".
I even bought the book, tho. Well my sister did.

2. 3WW
aka Three worn words aka I love you.
Same story, i didn't know what this song was about so like what we all did, i google it. At that time, spotify hasn't got the lyric in it but genius was already reliable. And of course, wikipedia always there to help. I copy it here:
"The chorus refers to the statue of Shakespeare's Juliet at the Casa di Giulietta in Verona, which has been damaged by excessive rubbing by the hands of visitors eager for good luck in love."

I woudnt know there is a statue known for good luck in love in Verona! 


3. Matilda
Basically, they made as song based on main characters in a movie, capturing the relationship and a part of the storyline. The movie was "Leon", i think i also watched it in youtube long ago (or was it just the MV?). I cant remember the story but it's about Matilda (the girl) with Leon (the hitman). Oh i just re-read the wiki, Matilda was Natalie Portman!

Edit 20Feb22: I actually did watch the movie i even wrote a short review here.



4. Happier When You're Gone
I mentioned this earlier. And it is very clear from the story line.
I actually like the lyrics a lot and currently on repeat~
They're just soooo cool making a beautiful song in a form of response of a famous song. It blows my mind.

And just like the statue, I wouldn't know there is this "rock standard" song even Hendrix has his own version.
-----

There are more than these 4 songs inspired by pre-existing piece of arts but I like this 4 the most.

So that's it.

The first post of 2022 is about my favorite band.

Anyway i hope to write more this year. Wish me luck!






Readmore → Karya-karya lain yang saya tahu dari lagu lagu alt-J

Friday, December 31, 2021

2021

It's time of the year again to write that one post: 2021.

I finally admit that pandemic years are weird. Setahun ini isinya ya di kamar, ketemu teman jarang jarang banget. Ya paling mereka mereka lagi. Saya kehilangan kesempatan bertemu dan berteman dengan orang orang baru. Ya, ya, katanya sih itu semua bisa digantikan melalui online apapun itu. Truth is it isnt. Pada akhirnya, lingkaran baru (yang kadang rasanya kurang nyata itu) hanya bertambah dengan orang orang di tempat kerja baru. No offence, sama sekali bukan masalah dengan orang orangnya, they're all super nice, cuma mediumnya saja yang menyebalkan.

Meskipun harus diakui juga, di sisi lain saya senang bekerja online. Tidak usah repot-repot bangun pagi dan berangkat kerja. Ah, hidup memang isinya paradoks.

Anyway, here's my 2021:

Kuartal pertama
Kembali ke Bekasi.
I think this is about accepting the reality that the path is not always smooth and straight. Ini adalah masa masa ujian bagi orang yang meyakini kalau "usaha tidak akan mengkhianati hasil". Ketika kembali ke Jakarta mengharapkan hasil yang diusahakan dengan sangat bersungguh-sungguh ternyata kenyataannya tidak seperti yang diproyeksikan. Saya sempat sangat tidak terima dan sedih, tentu saja.

Terima kasih kepada orang orang yang menemani saya melewati hari hari yang kurang saya sukai itu. 

Pada akhirnya, saya mencoba menerima kenyataan dan kembali pada hal hal yang saya punya.

Tapi. When i accept things. Menerima bahwa mungkin ini jalan lain yang harus diambil, the offer i wanted came! Sudah gila. Saya baru saja kembali bekerja di tempat lama beberapa minggu and they offer me the job i wanted???

Kemudian saya harus bimbang lagi, memikirkan bagaimana caranya resign.

Ya pada akhirnya resign juga dan bayar penalti lumayan juga.

Kuartal Kedua
Landed on the job i wanted.
On the 2020 (and also 2019) recap, i wrote something on getting to know my value and trying to work on a job that is align or at least not conflicting my personal value. Well, it happened! After all those dramas, i got the offer from that retail company which was the subject of many of study cases back at school last year. lol. Some might see it as coincidence, but i would say this is what happen when you *project* and *manifest* what you want. Bonus: i got a very supportive manager and team!

Anyway, I think my love language at work is word of affirmation. So when I received those words saying i did something useful from my boss and other coworker, i feel much more appreciated. They notice what i did despite we never met! And for most, saya bahkan ga pernah tahu rupa mereka. At this point i know I'm in the right place.

Kuartal Ketiga
Isinya cuma bekerja. Kasus covid sedang naik naiknya.
Tapi cukup senang tinggal di Bekasi akhir pekan leyeh leyeh nonton youtube dan balapan F1.

Kuarat Keempat
Kembali ke Bali.
Sepertinya ini adalah periode terlama saya berada di rumah setelah terakhir SMP.
Awalnya saya pun tidak berencana untuk pulang se-lama ini. Cuma setelah di rumah, main dengan blu dan bron, mengapresiasi asrinya pemandangan dan suasana di desa, saya memutuskan untuk tinggal sementara di sini. 

Tahun ini seperti panjang tapi singkat. Cerita saya tentang tahun ini singkat sekali.
Sepertinya ada masalah. Iya, masalah karena setahun tidak menulis. Jadinya ide hanya ditulis pada satu kalimat tanpa elaborasi. Saya juga kurang baca. Hanya 7 buku. 

Tahun ini isinya adaptasi dan semua tentang pekerjaan baru sampai sampai kurang mendedikasikan waktu dan sumber daya untuk hal hal yang saya suka. Masa iya hidup isinya cuma kerja? 

Tahun Depan
Tahun depan saya harus banget menulis. Tidak mau lagi bermalas malasan sampai tau tau tidak bisa menulis lagi. No.

Harus juga membaca. Tanpa referensi, mau menulis apa? Dangkal.

Harus belajar hal baru yang tangible.
Lanjut belajar bahasa Prancis kek atau lanjut digital marketing. 

Lanjut jualan juga penting, kamu sudah menulis ini sejak tahun kemarin.

Karir. I want to do more. Exploring more roles. Leaving tangible outcomes.

Menonton balapan formula 1 di Sirkuit.


Akhir kata, meskipun tahun ini aneh, semoga hal hal baik yang kita usahakan untuk 2022 bisa terwujud. Amin


Readmore → 2021